Kasus Penembakan Gamma Rizkynata oleh Aipda Robig: Kronologi dan Polemik
Beritadata - Kepala Bidang Propam Polda Jawa Tengah, Kombes Aris Supriyono, menjelaskan bahwa aksi penembakan yang dilakukan oleh Aipda Robig terhadap Gamma Rizkynata Oktafandy (17), seorang siswa SMKN 4 Semarang, tidak berhubungan dengan insiden pembubaran tawuran.
"Penembakan yang dilakukan oleh terduga pelanggar tidak ada kaitannya dengan pembubaran tawuran sebelumnya," ujar Aris dalam rapat bersama Komisi III DPR pada Selasa (3/12), mengutip dari Sindo News.
Menurut Aris, peristiwa bermula ketika Aipda Robig sedang dalam perjalanan pulang dari tempat tugas. Di jalan, kendaraan yang ia tumpangi diserempet oleh kendaraan lain yang tampaknya sedang kejar-kejaran. Aipda Robig kemudian menunggu kendaraan tersebut, lalu melepaskan tembakan.
"Motif dari tindakan ini adalah karena saat perjalanan pulang, kendaraan yang dikejar oleh pihak lain mengambil jalur yang mengganggu kendaraan terduga pelanggar. Setelah menunggu kendaraan itu kembali, terjadilah penembakan," jelasnya.
Akibat kejadian tersebut, Gamma Rizkynata meninggal dunia. Komisi III DPR mengadakan rapat dengan Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar, untuk membahas kasus ini. Dalam rapat, Kombes Irwan menyampaikan permohonan maaf dan menegaskan kesediaannya menerima evaluasi terkait insiden tersebut.
"Saya sepenuhnya bertanggung jawab dan siap menerima konsekuensi atas peristiwa ini," ujar Irwan.
Tuduhan Intimidasi Terhadap Keluarga Korban
Pihak keluarga Gamma Rizkynata mengklaim mengalami intimidasi dari pihak kepolisian. Salah satu anggota keluarga, yang meminta namanya dirahasiakan, menyebut bahwa mereka diminta membuat pernyataan bahwa kasus tersebut dianggap selesai. Permintaan itu terjadi pada malam Senin (25/11), sehari setelah insiden penembakan.
Menurut pengakuan keluarga, rombongan yang datang ke rumah mereka di Jalan Borobudur Timur, Semarang Barat, dipimpin oleh Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar. Salah satu anggota rombongan yang mengaku sebagai wartawan juga diduga meminta keluarga untuk merekam video pernyataan sesuai narasi yang telah disiapkan.
"Kami diminta membuat pernyataan bahwa kasus ini selesai, agar tidak diperpanjang. Bahkan diminta membuat video," kata anggota keluarga tersebut saat ditemui pada Minggu (1/12).
Namun, setelah berdiskusi, keluarga korban memutuskan untuk tidak memenuhi permintaan tersebut karena merasa ada kejanggalan dalam kronologi yang disampaikan polisi. Mereka kemudian melaporkan Aipda Robig atas dugaan pembunuhan atau penganiayaan yang menyebabkan kematian Gamma.
Polisi Membantah Intimidasi
Wakapolda Jawa Tengah, Brigjen Pol Agus Suryonugroho, menepis tuduhan adanya intimidasi terhadap keluarga korban. Ia menyatakan bahwa proses hukum yang dijalankan mengutamakan transparansi dan keadilan.
"Penegakan hukum harus transparan, mengedepankan kesetaraan di depan hukum, dan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku," ujar Agus pada Senin (2/12).
Agus menambahkan bahwa kebenaran akan terungkap melalui sidang etik yang akan digelar oleh institusi Polri dalam waktu dekat.
Video CCTV Beredar
Sebuah video yang diduga memperlihatkan aksi koboi Aipda Robig Zaenudin (38), anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang, saat menembak Gamma Rizkynata Oktafandy, siswa SMKN 4 Semarang dan anggota Paskibra, telah beredar luas.
Dalam rekaman video berdurasi sekira 41 detik itu, peristiwa penembakan terjadi pada Minggu (24/11) pukul 00.19 WIB.
Terlihat seorang pria yang diduga sebagai Aipda Robig mengenakan helm berwarna gelap, pakaian atas berwarna terang, dan celana berwarna gelap, sedang berada di atas sepeda motor matic. Awalnya, pria tersebut berada di pinggir jalan, lalu membawa motornya ke tengah jalan dan memarkirkannya di sana. Setelah itu, ia turun dari motor dan segera melepaskan tembakan menggunakan pistol ke arah tiga sepeda motor yang melintas.
Penembak tersebut terlihat sempat terjatuh. Ia kemudian berusaha mengejar dengan kembali menaiki sepeda motor, namun kembali terjatuh sebelum akhirnya melaju dengan cepat menuju arah tiga sepeda motor yang melintas. Dalam rekaman video itu, tidak tampak adanya tawuran antara geng atau kelompok remaja seperti yang sebelumnya dinarasikan oleh pihak kepolisian.
Salah satu anggota keluarga korban, yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengaku telah melihat rekaman CCTV tersebut.
"Kalau pihak polisi mengatakan korban melawan hingga membahayakan keselamatan, itu tidak terlihat sama sekali. Polisi itu jatuh karena mendekat sendiri, terus menembak dan tersenggol sendiri. Semua tembakannya langsung mengarah ke korban," ungkapnya.
Kasus penembakan Gamma Rizkynata telah memunculkan kecurigaan bahwa kronologi kejadian direkayasa oleh pihak kepolisian. Peristiwa ini terjadi di kawasan Jalan Candi Penataran, Kalipancur, Kota Semarang, pada Minggu (24/11) dini hari dan terus menjadi sorotan publik.
Apa Reaksi Kamu?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow