ads
Jalan Ditutup, Warga Jepara Bangun Jembatan Rp250 Juta

Jalan Ditutup, Warga Jepara Bangun Jembatan Rp250 Juta

Smallest Font
Largest Font

Beritadata - Sebuah keluarga yang tinggal di bantaran Sungai Kanal di Kelurahan Demaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, membangun jembatan sendiri setelah akses jalan utama ke rumah mereka ditutup oleh pemilik tanah yang merupakan tetangga mereka. Jembatan tersebut memiliki panjang 22 meter dan lebar 1,5 meter, terbuat dari konstruksi besi, dan dibangun di belakang rumah mereka sebagai penghubung untuk menyeberangi sungai.  

Bhabinkamtibmas Kelurahan Demaan, Bripka Suyoko, mengungkapkan bahwa selama sekitar 27 tahun, keluarga Sunardi (70) menggunakan jalur selebar satu meter di samping rumah tetangganya, SP, sebagai akses. Namun, sejak Agustus lalu, SP menutup jalur tersebut dengan alasan merasa tidak nyaman dan berencana membangun tembok di atas tanahnya.  

Keluarga Sunardi, yang terdiri dari lima kepala keluarga, menetap di dua rumah yang terletak di bantaran sungai, tepat di belakang rumah SP. Berita mengenai jembatan ini sempat ramai dan viral di media sosial, termasuk diunggah oleh akun Instagram @jepara.  

"SP memberikan waktu dua tahun untuk keluarga Sunardi tetap menggunakan jalur tersebut. Namun, karena hubungan yang kurang harmonis, keluarga Sunardi memilih membangun jembatan sebagai solusi," kata Suyoko, Selasa (19/11). 

Sejak penutupan akses tersebut dan belum ada jembatan, keluarga Sunardi sebelumnya terpaksa menggunakan rakit untuk keluar masuk rumah mereka. Usaha mediasi dilakukan, tetapi kedua pihak tetap pada pendiriannya masing-masing.  

"Tanah itu merupakan milik SP, sehingga ia berhak menutupnya. Namun, mediasi sulit dilakukan karena kedua belah pihak tetap bersikukuh," tambah Suyoko saat dimintai keterangan oleh wartawan Kompas.  

Akhirnya, keluarga Sunardi memutuskan membangun jembatan senilai Rp250 juta dengan dana pribadi. Pembangunan dimulai pada 23 Agustus 2024 setelah izin diajukan ke BBWS Pemali-Juana.  

"Karena menyadari selama ini menggunakan jalan milik orang lain, keluarga Sunardi memutuskan membangun jembatan untuk solusi permanen," jelasnya. 

Saat ini, pembangunan jembatan sudah mencapai 90%, menyisakan pemasangan lantai dan pagar samping. Suyoko menambahkan bahwa dana pembangunan jembatan ini diperoleh dari kontribusi keluarga besar Sunardi yang memiliki latar belakang pekerjaan beragam, termasuk pedagang bakso, pengusaha barang bekas, pegawai PLTU Jepara, dan PNS. 

"Rumah itu penuh kenangan bagi keluarga Sunardi, sehingga mereka enggan pindah meski memiliki kemampuan finansial," lanjutnya.  

Suyoko berharap masyarakat tidak memperbesar masalah ini, karena kedua pihak sebenarnya ingin menyelesaikan urusan secara damai.  

Bangun Jembatan Butuh Izin

Sementara itu, Kepala DPUPR Jepara, Ari Bachtiar, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan pribadi ini muncul sebagai dampak dari perselisihan dengan tetangga.  

"Meski jalur sebelumnya telah dibuka kembali oleh pemiliknya, keluarga Sunardi tetap melanjutkan pembangunan jembatan," kata Ari.  

Ia menekankan bahwa membangun jembatan pribadi di sempadan sungai memerlukan izin, mengingat area tersebut dilindungi untuk menjaga fungsi ekosistem. Saat ini, keberadaan jembatan tersebut masih dalam proses kajian, termasuk konsultasi dengan BBWS Pemali-Juana terkait status tanah dan aspek legalitasnya.

Terganggu Motor Yang Dikendarai Sunardi

Supardi, tetangga yang sempat menutup akses jalan keluarga Sunardi menuju Jalan Dr. Wahidin, akhirnya memberikan penjelasan terkait masalah tersebut.  

Keluarga Sunardi, yang berusia 70 tahun, diketahui menghabiskan dana hingga Rp250 juta untuk membangun jembatan. Keputusan ini diambil setelah jalan utama dari rumah mereka ke jalan raya ditutup oleh Supardi pada Agustus lalu akibat perselisihan di antara keduanya.  

Menurut Supardi, penutupan jalan itu sebenarnya hanya berlangsung selama dua hari sebelum akhirnya dibuka kembali. Ia mengungkapkan bahwa langkah tersebut dilakukan karena merasa terganggu dengan kebiasaan tetangganya yang kerap mengendarai motor dengan kecepatan tinggi hingga larut malam, sementara di rumahnya ada cucu yang masih kecil.

"Sering kali pintu saya dibiarkan terbuka. Lalu keluar masuk dengan motor yang dikendarai kencang, bahkan hingga tengah malam," jelasnya.  

Untuk menghindari masalah yang berkepanjangan, Supardi menyatakan bahwa keluarganya memberikan toleransi dengan membiarkan jalan tersebut digunakan selama dua tahun sebelum akhirnya ditutup secara permanen.  

"Kami sepakat membuat perjanjian tertulis agar jalan ini bisa digunakan selama dua tahun. Setelah itu, terserah mereka, apakah tetap tinggal atau pindah. Kami sendiri tidak tahu soal pembangunan jembatan itu," kata Supardi.  

Selama 27 tahun, keluarga Sunardi yang tinggal di bantaran Sungai Kanal, Kelurahan Demaan, Kabupaten Jepara, menggunakan jalan tersebut sebagai akses, meski tanah itu merupakan milik tetangganya. Namun, sejak Agustus 2024, Supardi menutup jalan selebar satu meter itu karena merasa tidak nyaman dan berencana membangun tembok di atas tanah miliknya.

Tim Editor
Daisy Floren

Apa Reaksi Kamu?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow
ads
ads
ads