ads
ads
Insiden Tewasnya Gajah Molly di Bali Zoo Akibat Terseret Banjir

Insiden Tewasnya Gajah Molly di Bali Zoo Akibat Terseret Banjir

Smallest Font
Largest Font

Beritadata - 16 Desember 2024, seekor gajah betina bernama Molly di Bali Zoo, Gianyar, Bali, ditemukan tewas setelah terseret arus Sungai Wos akibat hujan deras yang melanda wilayah tersebut. 

Kejadian bermula saat Molly, gajah Sumatera berusia 45 tahun, bersama gajah lain bernama Tina, dikawal oleh pawang mereka menyeberangi sungai sebagai bagian dari rutinitas harian untuk stimulasi mental dan fisik. Saat Tina berhasil menyeberang, arus sungai tiba-tiba meningkat karena hujan lebat di hulu, menyebabkan Molly kehilangan keseimbangan dan hanyut terbawa arus. 

Pawang yang mendampingi Molly berusaha menyelamatkannya, namun derasnya arus membuat upaya tersebut sia-sia. Tim gabungan dari Bali Zoo dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali segera melakukan pencarian intensif. Setelah sekitar 15 jam, pada pagi hari 17 Desember 2024, tubuh Molly ditemukan tersangkut di dasar Sungai Cengceng, Desa Guwang, Sukawati, Gianyar, sekitar 2,8 kilometer dari lokasi awal hanyut. 

Proses evakuasi tubuh Molly menghadapi tantangan berat karena medan yang terjal dan kondisi tubuhnya yang membengkak akibat penyerapan air, menambah berat badan hingga sekitar satu ton. Dengan bantuan alat berat dan koordinasi dengan BPBD Gianyar serta masyarakat setempat, akhirnya tubuh Molly berhasil diangkat dari sungai. 

Malam harinya, pihak Bali Zoo menguburkan Molly di area kebun binatang dengan upacara penghormatan terakhir yang dihadiri oleh seluruh staf. Molly telah menjadi bagian dari keluarga besar Bali Zoo sejak 2013, dikenal sebagai gajah yang ramah dan menjadi favorit pengunjung. 

Kepala BKSDA Bali, Ratna Hendratmoko, menyatakan bahwa insiden ini merupakan yang pertama kali terjadi di lembaga konservasi di Indonesia. Ia menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur operasional dan mitigasi risiko, terutama terkait aktivitas yang melibatkan penyeberangan sungai selama musim hujan. 

Bali Zoo menyatakan komitmennya untuk meningkatkan standar keselamatan bagi satwa dan stafnya. Mereka berencana melakukan peninjauan ulang terhadap prosedur operasional standar, khususnya dalam kegiatan yang melibatkan interaksi dengan alam terbuka, guna mencegah kejadian serupa di masa depan. 

Kematian Molly menyoroti tantangan yang dihadapi dalam konservasi gajah Sumatera, spesies yang saat ini berstatus kritis dengan populasi kurang dari 700 ekor di alam liar. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya upaya perlindungan dan konservasi yang lebih ketat untuk mencegah kepunahan spesies langka ini. 

Berita mengenai insiden ini viral di media sosial, di mana masyarakat dan pengunjung Bali Zoo turut berduka atas kehilangan Molly. Banyak yang mengenang interaksi mereka dengan Molly sebagai pengalaman yang berharga dan edukatif tentang pentingnya konservasi satwa liar. 

Pihak Bali Zoo berharap insiden ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua lembaga konservasi untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem dan dampaknya terhadap keselamatan satwa. Mereka juga mengajak masyarakat untuk terus mendukung upaya konservasi dan perlindungan satwa langka di Indonesia. 

Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Bali Zoo mengadakan doa bersama yang diikuti oleh seluruh staf dan perwakilan dari BKSDA Bali. Mereka berkomitmen untuk menjaga kenangan Molly dan menjadikannya motivasi dalam upaya konservasi satwa liar di masa mendatang. 

Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi pengelola lembaga konservasi lainnya untuk selalu memperhatikan faktor keselamatan dalam setiap aktivitas yang melibatkan satwa, terutama di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu akibat perubahan iklim global. 

Selain insiden tragis yang menimpa Molly, hujan deras di Gianyar juga menyebabkan banjir di beberapa wilayah sekitar, mengakibatkan kerusakan pada fasilitas umum dan terganggunya aktivitas masyarakat. Bali Zoo melaporkan bahwa beberapa kandang satwa lain sempat terendam air, namun tidak ada satwa lain yang terluka. Pemerintah setempat telah mengerahkan tim tanggap darurat untuk mengevakuasi warga terdampak dan memperbaiki infrastruktur yang rusak. Kejadian ini juga memicu diskusi lebih luas mengenai dampak perubahan iklim, yang semakin sering menyebabkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Bali.

Tim Editor
Daisy Floren

Apa Reaksi Kamu?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow
ads
ads
ads